Temu Makmin Diskusikan 'Sei Reen se Tou Dano?’


MINAHASA, SulutSatu.com - Mengambil Tema 'Sei Reen se Tou Dano?', Makatana Minahasa (Makmin) walak Tondano menggelar diskusi.

Diskusi untuk menelusuri warisan para leluhur, digelar Minggu (17/09/2017), di Loji Tondano Kelurahan Rinegetan.

Warisan leluhur Minahasa kembali didorong Makatana Minahasa (Makmin) Walak Tondano. Selain apel adat, mereka juga menggelar diskusi bersama dengan topik ‘Sei Reen se Tou Dano?’.

Atraksi budaya tarian ‘kabasaran’ ikut mengisi pembukaan acara tersebut. Baik penampilan ‘kawasaran’ orang dewasa maupun anak-anak. Sementara untuk diskusi berjalan dengan penuh antusias oleh peserta, ditengahi jaringan Mawale Movement. Rikson Karundeng bersama sejarawan Bodewyn Talumewo sebagai nara sumber dalam diskusi yang diawali dengan mengurai tentang sejarah Tondano. Tak hanya menyentil waktu dan tempat, watak dan karakter orang Tondano pun diungkap. “Jadi yang menjadi ‘Tonaas’ bukan asal-asal. Pertama, ‘naas’ atau pandai. Jadi harus cerdas. Kemudian ‘keter’, bukan hanya kuat fisik tapi juga mental. Terakhir, muda ada hati artinya apa yang dirasa masyarakat harus juga dirasa pemimpin,” ucap Karundeng dalam acara diskuis tersebut.

Kegiatan tersebut dalam rangka menyambut hari ulang tahun Makatana Minahasa 11 November nanti. Ini merupakan kegiatan awal walak Tondano. “Ada beberapa kegiatan lain seperti bakti sosial dan membudayakan ‘mapalus’. Nanti dalam acara ada makan bersama dibawa masing-masing. Tapi diskusi ini memang kegiatan awal. Harapannya teman-teman ini ke depan, mengangkat kembali adat istiadat nenek moyang. Para generasi muda diharapkan lebih ke arah positif membawa semangat budaya dan adat istiadat Minahasa,” ucap Rinny Mamahit selaku penasehat Makmin Walak Tondano.

Teman-teman Makmin diharapkan, bisa memberikan contoh dan teladan kepada generasi muda Minahasa lain. “Diharapkan ada hal positif yang terbangun dari genrerasi muda ini. Mereka lebih mengenal adat, jadi pemersatu dan tidak terlibat tarkam (pertarungan antar kampung) atau premanisme. Mereka bisa menghindari hal-hal yang negatif,” ucap wanita yang telah menjadi orangtua bagi Makmin Walak Tondano ini.

Michael Rau menyampaikan, kegiatan diskusi juga penting untuk menambah pengetahun. Baik itu sejarah maupun budaya Minahasa. Lewat diskusi tersebut mereka bisa dibekali. “Kalau bukan kita siapa lagi. Diskusi ini baru awal, rencananya kita akan lanjut terus setiap bulan,” tutur salah satu penasehat Makmin walak Tondano itu.

Ketua Walak Makmin Tondano, Joel Sumampouw berterima kasih kepada semua yang hadir. Ia berharap, dengan adanya kegiatan diskusi ini, anggota Makmin lebih teguh mengarahkan langkah sesuai visi dan misi. “Teman-teman Makmin lebih memahami dan mengerti apa itu sejarah Minahasa serta budaya Minahasa karena dalam visi Makmin salah satunya melestarikan nilai budaya dan adat istiadat Minahasa,” ungkap putra Rerewokan itu.

“Lewat diskusi tadi sudah disampaikan, orang Minahasa khususnya Tondano, bukan hanya kuat dan berani tapi juga pandai. Hal ini yang diharapkan harus ada pada kita,” kunci dia.

Turut hadir dalam diskusi ini Lefrando Gosal selaku ketua dari Aliansi Masyrakat Adat (AMAN) wilayah Sulut, serta anggota Makmin Walak Tondano.

(*/Jimmy)
Share on Google Plus

Penulis: SulutSatu.com

0 komentar:

Posting Komentar